Budaya peranakan lagi-lagi menginspirasi saya untuk membuat koleksi yang diperagakan pada event Jogja Fashion Week 2014 yang diselenggarakan 18-22 Juni 2014 di Jogja Expo Center. Entah karena style klasik nyonya peranakan yang elegan atau karena budaya peranakan memiliki jalur sejarah di Indonesia dan mempengaruhi perkembangan fashion tanah air, saya dan tentunya banyak pecinta fashion tergerak untuk tetap andil dalam melestarikannya.
Item utama pembentuk style khas nyonya peranakan adalah kebaya encim/ kebaya nyonya dan sarung batik encim. Kebaya encim adalah bentuk atasan berlengan panjang berdekor bordir khas bermotif floral dan kadang binatang (seperti angsa, kupu-kupu dll). Sedangkan batik encim adalah batik dengan motif "buketan" atau rangkaian bunga yang dalam sejarahnya adalah pengaruh batik Belanda, namun populer juga di kalangan pembatik Cina.
Koleksi yang saya peragakan bertitel Warisan Nyonya. Sejalan dengan judulnya, koleksi ini mengedepankan apa yang diwariskan nyonya peranakan pada jamannya. Koleksi ini adalah visi saya mengenai gaya berpakaian nyonya-nyonya jaman sekarang yang menghargai sejarah, akar budaya, dan craftmanship, dan tetap mengedepankan trend dan wearability.
Tube dress, material batik tulis topped with layered organza top with floral embroidery details.
Asymmetrical caftan, material batik encim (cotton) with floral embroidery details
Draped top with back cowl and bow detail, matched with batik encim wrap skirt
Draped dress material thai silk with floral details.
Organza caftan top with floral embroidery details, matched with asymmetrical pants
Batik encim dress with pleats and floral embroidery details.
Organza tube maxi dress, matched with organza halter top with floral embroidery details.
Batik encim tube dress with bow detail
Finale
Contact info:
Text/WA 081804028349
BBM 7D9DE681
No comments:
Post a Comment